Bagaimana Seluk Beluk Menjadi SDI Syariah?

 Assalamu’alaikum Wr. Wb. Kantor Berita Ekonomi Syariah

Saat ini kami lagi mengelola tentang program Diploma D3 Bisnis Syariah yang tujuannya adalah untuk mempersiapkan sumber daya insani (SDI) yang handal dan profesional di lembaga keuangan syariah (LKS) khususnya perbankan syariah.

Di rubrik konsultasi ini saya ingin bertanya bagaimana seluk beluk menjadi SDI Syariah di LKS, karena informasi tersebut sangat membantu kami dalam memotivasi para mahasiswa yang kini lagi mengambil studi kampus kami.

Terimakasih. Wassallam.



Slamet Mugiyono


Jawaban

Terimakasih pak Mugi atas pertanyaanya, yang jelas  saat ini marak bermunculan bank syariah. Terdapat tiga bank umum syariah (BUS) seperti Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Selain itu terdapat 25 Unit Usaha Syariah (UUS) dari bank konvensional maupun bank pembangunan daerah (BPD). Hal tersebut menimbulkan permintaan akan Sumber Daya Insani (SDI) yang tinggi. Tidak hanya secara kuantitatif juga kualitatif. Untuk itu diperlukan persiapan yang matang baik calon-calon pegawai bank syariah.

Kategori calon pegawai terbagi dua, yaitu:

1.  Fresh Graduate:yaitu seseorang yang baru lulus perguruan tinggi dan belum pernah bekerja di bidang perbankan. Pada kategori ini, karyawan akan memasuki posisi karyawan sebagai front liner, yaitu costumer service, teller, asisten account officer (AO), pemasaran dan back office.

2.     Pegawai berpengalaman:pegawai yang sudah pernah bekerja di perbankanKategori pengalaman terbagi dua, yaitu : Pengalaman di bank syariah dan bank konvensional. Pada kategori ini, akan memasuki posisi yang mapan seperti AO dan kepala cabang.

Permasalahan yang dihadapi oleh SDI  dan solusi yaitu :

1.   Pada pegawai yang ingin bekerja di bank syariah, namun memilikii pengalaman di bidang perbankan konvensional. Hal tersebut dapat diatasi dengan kemampuan belajar mengenai perbankan syariah.

2.     Para lulusan fresh graduate, lulus dari universitas yang tidak memiliki latar belakang jurusan maupun fakultas ekonomi syariah. Meskipun pengalaman tidak ada, dapat diatasi sepanjang calon tersebut pintar dan mau belajar mengenai wawasan keislaman, muamalah, mengaji dengan baik.

Permasalahan yang dihadapai oleh bank syariah yaitu tidak semua bank mengembangkan karyawan dari bawah. Mereka membutuhan karyawan yang langsung dapat bekerja, dan minimnya training bagi karyawan. Hanya 3-4 hari mereka belajar mengenai perbankan syariah.

Calon pegawai biasanya dihadapkan dengan User (pegawai), manajer, dan diberikan pendidikan berupa in house training oleh lembaga tertentu seperti Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), TAZKIA Consulting dan Karim Consulting.

Berbeda halnya bank syariah yang memiliki divisi training tersendiri yang sudah profesional dengan dana sebesar 5% dari total dana SDI. Biasanya mereka melakukan Management Trainee atau Management Officer Development Programe (MODP). Program tersebut berlangsung selama 1-6 bulan. Karena calon pegawai dipersiapkan pada posisi mapan. Sehingga mereka dituntut belajar dari berbagai posisi.

Terkadang perusahaan membutuhkan tenaga pada posisi mapan seperti kepala cabang yang diharapkan dapat mencapai target. Pertama, dituntut orang-orang yang bermotivasi tinggi untuk bekerja di perbankan syariah, meskipun terbilang bidang yang baru. Kedua, dituntut belajar cepat dengan orientasi target tertentu, misalnya menyalurkan pembiayaan jumlah besar.

Mengenai Metodologi perekrutan yang diterapkan oleh BUS dan UUS, yaitu:

1. Pada Bank Umum Syariah, menerapkan metode farming. Cenderung pada pengembangan karir untuk jangka panjang 10-20 tahun. Mereka harus menghasilkan SDI profesional setiap tahun

2.  Pada Unit Usaha Syariah, menerapkan rekruitmen bergabung dengan bank induk. Metode ini terbilang lebih sulit, karena peserta melewati tahap seleksi bank konvensional dan bank syariah. Sehingga dari segi materi yang diuji lebih sulit. Apalagi bagi bank induk yang besar dan ternama yang telah memiliki manajemen rekruitmen yang mapan, peserta harus berusaha lebih keras. Menurut penelitian, dari 150 peserta, hanya 15% yang lulus menjadi karyawan UUS.

3.  Metode rekruitmen melalui pihak ketiga (outsourching). Pada metode ini, calom karyawan akan  mendapat kontrak maksimum 2 tahun. Apabila kinerja baik dapat diangkat menjadi pegawai tetap oleh bank syariah.




Pengasuh Rubrik Konsultasi SDI

Inda D. Hasman, Karim Business Development Director



http://www.pkesinteraktif.com/konsultasi/43-sumber-daya-manusia/63-bagaimana-seluk-beluk-menjadi-sdi-syariah.html

Comments

Popular posts from this blog

BSM Dapat Suntikan Rp 300 Miliar

Produk Bank Syariah Harus Sesuai Subtansi Ekonomi Islam

Ekpansi Pembiayaan Menengah, BSM Lihat Potensi Daerah